Ada Apa dengan Muhammadiyah?

Jawabnya ya tidak ada apa-apa.

Ketika ada demo, mana suara Muhammadiyah
Ketika ada Capres-capresan, mana Muhammadiyah?
Ketika isu Palestina, Muhammadiyah diem?
Ketika isu Poligami, isu ini, isu itu, mana Muhammadiyah.
Itulah sebagian besar yang ada dibenak aktifis "baru" dan simpatisan di Muhammadiyah.

Diawal bulan Ramadhan, belasan tahun silam, penulis yang saat itu dipercaya sebagai Sekretaris PDPM, bersama ketua diundang oleh OKP(Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) dari ormas lain. Seluruh OKP Islam se-Batam diundang. Hampir semua hadir, di sebuah Ballroom Hotel yang telah ditentukan.

Setelah basa-basi, perkenalan, sampai pada acara pokoknya, yang tidak tertulis diundangan, yaitu penandatangan kesepahaman untuk melakukan penggrebekan tempat-tempat hiburan malam dan sebagainya selama bulan Ramadhan. Semua OKP setuju, kecuali kami PM, Seketika itu tubuh-tubuh kekar menghimpit kami. Pusing juga untuk mencari alasan ngacir duluan. Untungya kami belum sholat ashar, kami minta ijin untuk sholat dulu, setelah itu dimusholla titip pesan bahwa kami pulang duluan. Beberapa saat kemudian Ketua HMI menghampiri kami dan menyesal telah ikut-ikutan...........

Ada tanggung jawab yang lebih besar yang diemban Muhammadiyah dari pada sekedar Capres-capresan, demo-demoan. Kalau pingin tahu apa itu? ya jadi Aktifis Muhammadiyah, karena tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sudah banyak buku yang mencoba menguraikan apa itu tapi masih terasa kurang pas. Semangat Al Maun tidak dapat dijabarkan dalam karya tulis, hanya bisa dirasakan jika telah menjadi Aktifis Muhammadiyah. Bahkan Pak Ahmad Dahlan pun Founding Father Muhammadiyah, tidak pernah menuangkan ide besarnya dalam sebuah tulisan, kecuali mewariskan semangat Juang Al Maun.